Blora, Tempe dan tahu adalah makanan khas Indonesia yang berbahan dasar dari kedelai, merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat setiap hari. Produk olahan berbasis bioteknologi ini sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari oleh masyarakat umum.
Salah satu industri tempe skala rumah tangga terdapat di Desa Sempu Kacamatan Kunduran Kabupaten Blora. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di desa ini cukup berkembang.
Seperti usaha yang dikelola oleh keluarga Sundari (33), beralamatkan di RT 01/RW 02 Dusun Nggrongah, Desa Sempu. Pada mulanya, usaha ini dikembangkan oleh orangtunya yang bernama, almarhum (alm) Mbah Kusman sejak lama, dan Sundari adalah generasi ke 2.
Saat ditemui di rumahnya, Sundari yang merupakan member binaan Rumah Zakat menceritakan, kalau ia mulai menggantikan usaha orantuanya pada tahun 2012 awal mulanya hanya 2 kilogram kedelai saja, dan kini usahanya cukup maju dengan menghabiskan sekitar 3,6 Kwintal kedelai per bulan
“Sejak tahun 2012 saya mulai menjalankan bisnis ini, untuk meneruskan usaha orangtua yang dulu beliau jalankan,” kata Sundari.
Dengan dibantu oleh suaminya, hari-hari biasa produksi bisa menghasilkan tempe sebanyak 850 bungkus. “Ini bukan jumlah yang sedikit, namun kalau ramai justru permintaan lebih banyak lagi,” jelasnya.
Untuk pemasarannya, kata sundari, biasanya sudah ada yang mengambil sendiri ke rumah, para tengkulak ini berasal dari desa sekitar.
“Alhamdulillah Untuk saat ini kami sudah punya banyak pelangga tetap,” tandasnya.
Tempe yang dibungkus dengan daun jati ini memang tidak diragukan lagi, karena selain murah kualitas rasanya khas sejak jaman orangtuanya dulu.